
Oleh: Helto, S.Pd.
Selasa, 1 Oktober 2024, bangsa Indonesia secara serentak memperingati sebuah hari bersejarah yang mengingatkan sebuah peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Peringatan hari kesaktian Pancasila bukan sekadar sebuah tanggal dalam kalender, tetapi suatu momen yang penuh makna untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa besar para pahlawan dalam menjaga keutuhan negara ini.
Hari Kesaktian Pancasila merupakan satu dari dua peringatan tahunan bersejarah terkait Pancasila. Bila tanggal 1 Juni diperingati sebagai lahirnya Pancasila, merujuk pada saat ketika Ir.Soekarno berpidato secara sistematis tentang dasar negara di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan (BPUPK), tanggal 1 Oktober diperingati sebagai kokohnya Pancasila sebagai ideologi negara yang bisa menangkal rongrongan ideologi lain.
Gerakan 30 September atau yang banyak dikenal sebagai peristiwa G30S/PKI ini suatu insiden berdarah, yang menyebabkan enam perwira tinggi dengan pangkat Jenderal, dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat gugur, diantaranya:
- Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/ Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi/ Panglima Angkatan Darat)
- Mayjen TNI Raden Suprapto (Panglima AD Bidang Administrasi/ Deputi II Menteri)
- Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan/ Deputi III Menteri)
- Mayjen TNI Siswondo Parman (Panglima AD Bidang Intelijen/ Asisten I Menteri)
- Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Panglima AD Bidang Logistik/ Asisten IV Menteri)
- Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Oditur Jenderal Angkatan Darat/ Inspektur Kehakiman)
Persitiwa G30S/PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh DN Aidit sebagai pemimpin terakhir PKI. Gerakan tersebut terjadi pada malam minggu tepat pada akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965. Gerakan pemberontakan yang dilakaukan PKI mengincar dan melakukan penculikan terhadap perwira tinggi TNI AD dan dibawah ke Lubang Buaya, tepatnya Jakarta Timur. Pembrontakan (PKI) bertujuan untuk merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah, dan ingin menafikan Pancasila dari dasar Negara dan pandangan hidup bangsa dengan upaya mengganti bentuk yang lain, yaitu ideologi Komunisme. Kudeta PKI terhadap pemerintahan Presiden Soekarno tidak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.
Secara umum G30S/PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era demokrasi terpimpin tahun 1959-1965 di bawah pemerintahan Soekarno. Penyebarluasan dan tindakan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari pihak anti-komunis. Tindakan tersebut mempertinggi persaingan antara elit politik nasional. Kecurigaan dan memunculkan desas-desus di masyarakat Indonesia, terlebih menyangkut kesehatan Presiden. Kemudian Letnan Untung, Komandan Batalion I Kawal Resimen Cakrabirawa, memimpin kelompok pasukan dalam melaksanakan aksi penumpasan PKI. Berbagai macam aksi yang dijalankan masyarakat bersama TNI, akhirnya pemberontakan berhasil ditumpas dan upaya menangkap antek-antek PKI serta DN Aidit dikeroyok masyarakat dan ditembak mati.
Demikian sejarah G30S/PKI memberikan informasi dan mengingatkan kepada kita betapa besar, perjuangan dan pengorbanan para tokoh nasional dalam mempertahankan ideologi Negara sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengandung prinsip-prinsip dasar seperti persatuan, keadilan sosial, dan gotong royong yang diharapkan dapat terus menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Hari Kesaktian Pancasila adalah benteng pertahanan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Kesaktiannya tidak hanya teruji dalam peristiwa G30S/PKI, tetapi juga dalam berbagai dinamika politik, sosial, dan budaya yang terjadi sepanjang sejarah bangsa Indonesia, karena Pancasila tidak berubah-ubah sesuai dengan kondisi perkembengan terntetu, melainakan mengeksplisitkan wawasanya secara konkrit dengan menyesuaikan perkembangan zaman, ilmu pengetahun, teknologi, dan aspirasi masyarakat. Nilai-nilai Pancasila yang mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, yang berfungsi sebagai pondasi kokohnya pembangunan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Maka, dengan momen yang bersejarah “Hari Kesakstian Pancasila” ini mari berkomitmen mengenang jasa para pahalawan dengan cara mempertahan nilai-nilai luhur Pancasila serta turut ambil bagian membangun Indonesia yang lebih baik. (dikutip dari berbagai sumber)
Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Memang tidak semua orang harus belajar sejarah, tapi yakinlah bahwa setiap orang pasti belajar dari sejarah.