
Oleh : Meutia Sahara Putri Salego, S.Pd. (Guru Akidah Akhlak MAN 1 Konsel)
Ketika kita mendengar kata influencer bayangan kita akan langsung tertuju kepada orang-orang dengan jutaan followers di berbagai platform media sosial seperti ; Instagram, Tiktok, atau Youtube. Mereka dapat memberikan pengaruh besar terhadap gaya hidup, fashion, sampai cara berbicara kita sebagai anak muda. Tetapi, ada satu influencer yang dampaknya jauh lebih besar bahkan lintas zaman, benua, dan generasi. Beliau adalah Rasulullah, Muhammad Saw., manusia pilihan Allah yang diutus sebagai penyempurna akhlak ummat manusia.
12 Rabiul Awwal adalah hari dimana beliau dilahirkan atau biasanya diperingati dengan sebutan “Maulid Nabi”. Peringatan ini sebenarnya tidak mesti dilakukan secara seremonial majelis shalawat atau kegiatan lainnya, lebih dari itu, Maulid bisa menjadi waktu untuk merefleksi diri tentang bagaimana kita meneladani “konten kehidupan” Rasulullah agar bisa mengupgrade iman dan juga diri kita dalam kehidupan ini.
Rasulullah adalah Influencer tanpa gimik, di zaman sekarang banyak dari influencer yang sering menggunakan gimik untuk menaikkan popularitasnya, tetapi Rasulullah justru tampil dengan ketulusan yang nyata. Beliau tidak pernah pura-pura hanya untuk disukai atau menarik perhatian khalayak, justru yang yang membuat orang-orang tertarik adalah akhlak sempurna yang dicerminkan dari beliau.
Mari mengingat bersama, di tengah-tengah masyarakat Mekkah yang keras, Rasulullah tetap dikenal sebagai Al-amin (orang yang jujur dan dapat dipercaya). Dalam sejarah, banyak orang masuk Islam bukan karena pidato panjang tapi karena merasakan ketulusan dan kelembutan beliau yang langsung menyentuh hati. Seorang yang buta yang kerap kali mencaci maki Rasulullah akhirnya masuk Islam setelah tau bahwa yang selama ini menyuapinya makanan ternyata Rasulullah itu sendiri. Tanpa hastag, tanpa video viral, pengaruh beliau tetap abadi.
Kalau sekarang kita sibuk mengatur feed Instagram agar terlihat estetik, Rasulullah justru telah menunjukkan pada kita bagaimana mengatur “feed kehidupan” yang baik. Beliau mengajarkan bagaimana hidup ini agar harus terisi dengan kebaikan bukan dengan kebencian.
Mari renungi bersama, jika hidup kita ini punya timeline, apa yang akan sering muncul di dalamnya?
Maulid Nabi bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan jadi pengingat bahwa setiap langkah kita adalah postingan di buku kehidupan yang kelak akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.
Di dunia yang penuh dengan drama kehidupan, konten clickbait, dan komentar toxic, kita butuh teladan yang real. Rasulullah adalah the real influencer. Pengaruh beliau tidak hanya untuk lingkungan kecil, tetapi mengguncang peradaban dunia.
Kalau Rasulullah bisa mempengaruhi umat dengan kasih sayang dan ketulusan, kenapa kita tidak bisa mempengaruhi circle kita dengan hal yang sama? kita memang bukan Nabi, tetapi kita bisa manjadi mini influencer kebaikan. Mari bersama meneladani Akhlak Rasulullah, kalau kita ingin menjadi versi terbaik dari diri kita, maka tidak ada role model yang lebih sempurna selain beliau.
Allahumma Shalli alaa Muhammad wa alaa Aali Muhammad.
12 Rabiul Awwal 1447 H.
4 komentar
Astuti, Thursday, 4 Sep 2025
Allahumma Shalli alaa Muhammad wa alaa Aali Muhammad.
MAULANA AKBAR RIZKY, Thursday, 4 Sep 2025
Artikel ini menurut saya sangat menginspirasi karena mengingatkan kita bahwa Rasulullah adalah teladan terbaik dan influencer sejati dalam menyebarkan kebaikan. Dari tulisan ini saya belajar bahwa menjadi influencer itu bukan hanya soal terkenal, tapi tentang bagaimana memberi pengaruh positif bagi orang lain. Pesan tentang menjadi ‘mini influencer kebaikan’ sangat menyentuh dan membuat saya ingin lebih banyak berbuat baik di lingkungan sekitar. Artikelnya juga disampaikan dengan bahasa yang enak dibaca, jadi pesannya mudah dimengerti
Rika S, Thursday, 4 Sep 2025
Allahumma Shalli alaa Muhammad WA alaa Aali Muhammad
April uliana, Thursday, 4 Sep 2025
MasyaAllah🤍